Blog ini dibuat khusus untuk menyambut bulan April sebagai bulan peduli Autisma : sejalan juga dengan ditetapkannya “tanggal 2 April” sebagai hari Autisma sedunia oleh PBB.

Meski hanya ditetapkan sehari, namun insyaAllah gaungnya akan tetap terdengar sepanjang bulan April dan bulan-bulan berikutnya sepanjang tahun … karena semangat yang membara dari para individu autisma dan keluarganya ... serta ... just because autism is my hole life …

AUTISMA?
Dia ada di sekitar kita
Kenali dan Pelajari
Tangani sesegera mungkin!

Inilah...... Harapan penyandang autisma kepada kita:
Kenali keadaanku...
Terima aku apa adanya...
Hargai aku seperti anak pada umumnya...
Beri aku kesempatan untuk berkembang...
Bantu dan upayakan agar aku berkembang lebih optimal.
Mari Peduli Autisma

AUTISMA. Kenali, Pelajari dan Tangani Sekarang Juga!
Bersama kita wujudkan kehidupan yang lebih baik
bagi individu autistik dan keluarganya.

Sumber : milis puterakembara (www.puterakebara.org)

Kamis, 03 April 2008

Autism Warning Signs

Pada tahun 60-an sampai dengan awal tahun 70-an, autisme masih dianggap sebagai salah satu bentuk kelainan jiwa. Ternyata kemudian diketahui bahwa autisme adalah suatu kelainan/masalah/gangguan perkembangan neurobiologis yang penyebabnya multifaktor, di antaranya terdapat gangguan syaraf dan psikiatris yang ditandai dengan gangguan sosial, komunikasi dan perilaku.
Pada penyandang autisme terdapat masalah pada berbagai pusat yang ada di otak, misalnya pusat perhatian, pusat belajar, pusat emosi, dan lain sebagainya. Hal ini terjadi karena adanya gangguan pada neuron (sel-sel otak) itu sendiri, atau pada proses mielinisasi (penyelubungan dengan mielin agar dapat menghantarkan sinyal-sinyal), ataupun pada neurotransmitter (zat penghantar sinyal-sinyal). Peningkatan kemampuan masyarakat mendeteksi dini dan mengelola tingkat keluarga sangat penting, sehingga penyebarluasan informasi merupakan landasan dasar untuk mengatasi autisme.

Menurut ahli autisma di Indonesia (dr. Melly Budhiman- seorang dokter ahli psikiater anak di Jakarta) kondisi di Indonesia pun mengalami peningkatan yang sangat mengkhawatirkan. Dalam seminar terakhir di Fak. Kedokteran UNDIP, beliau menceritakan bahwa, pada tahun 1980-an, mencari pasien autis masih sangat sulit, kemudian tahun 1990 mulai muncul setiap hari ada 1-2 pasien baru. Tahun 2000, setiap hari bisa datang 4-5 pasien baru yang periksa ke beliau.

Meskipun berbagai penelitian telah dilakukan, dan akhir-akhir ini santer terdengar tentang Biomedical Treatment, namun pada kenyataannya belum bisa menuntaskan gangguan perkembangan autisma, dapat dikatakan bahwa belum ada obat untuk autisma. Sehingga harapan perbaikan lebih digantungkan pada pembinaan dan terapi-terapi, yang salah satunya akan dibahas pada acara Seminar dan Pelatihan ini. Dengan bimbingan rutin dan dengan kesabaran dari para orangtua maupun terapis, akan dicapai hasil yang optimal dalam meningkatkan kemampuan anak-anak penyandang autisma, sehingga nantinya dapat hidup mandiri dalam masyarakat.

Pertanyaan yang seringkali muncul dari ibu-ibu muda yang memiliki bayi dan balita adalah, bagaimana caranya mendeteksi adanya gangguan perkembangan autisma ini sedini mungkin?
Coba cek ciri-ciri perkembangan di bawah ini, dan waspadalah jika menemukan beberapa tanda yang sesuai :

By 2 to 3 months, your baby isn't making frequent eye contact.
By 3 months, he isn't smiling at you and the sound of your voice.
By 6 months, he doesn't laugh or make other joyful expressions.
Around 8 months, he isn't following your gaze when you look away from him towards something else.
By 9 months, he hasn't begun to babble.
By 1 year, he isn't consistently turning to you when you call his name
By 1 year, he shows a general disregard for vocalizations (ie, lack of response to his name), but has a keen awareness of environmental sounds.
By 1 year, he isn't engaging in back-and-forth vocalizations with you.
By 1 year, he hasn't begun to wave bye-bye.
By 1 year, he isn't "following a point" (looking towards something you point at).
By 16 months, he has no words.
By 18 months, he isn't pointing to things that interest him.
By 24 months, he has no two-word meaningful phrases.
At any time, he shows a loss of any of his previously mastered skills.

Sumber : Parenting.Com

Tidak ada komentar:

Daily Cartoon provided by Bravenet